Sumber: Google |
Drakor, siapa yang tidak suka nonton drakor
alias drama Korea? Jalan cerita yang menarik ditambah dengan pemeran yang super
cantik dan tampan membuat minat penonton terus bertambah.
Drama korea disukai semua kalangan,
mulai dari remaja sampai orang tua sekalipun, bahkan tak jarang anak-anak kecil
ikut menyukai drama tersebut.
Tapi taukah anda, bahwa sering menonton
drama korea akan mempengaruhi kesehatan anda, terutama mental dan tubuh.
Berikut ini adalah dampak negatif
dari kebiasaan menonton drama Korea secara berlebihan:
1. Kurangnya waktu istirahat/tidur
Saking asiknya menonton drama tak
jarang banyak orang merelakan waktu istirahatnya, alhasil membuat mereka kurang
tidur. Kebiasaan ini jelas tidak baik karena dapat menurunkan daya tahan tubuh
dan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti depresi, gangguan
cemas, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Mengingat ceritanya yang seru juga
para pemain yang cantik dan tampan dapat membuat anda terobsesi juga kecanduan
drama tersebut. Anda akan terobsesi dengan cerita drama tersebut, anda akan
mendambakan agar cerita kehidupan anda sama dengan drama tersebut.
Bahkan anda akan terobsesi pada para
pemain drama tersebut, hal ini secara tidak langsung bisa memengaruhi kondisi
emosional Anda dan berdampak pada terganggunya aktivitas sehari-hari.
3.Menyendiri / tidak peduli dengan
lingkungan sekitar
Menonton drama Korea bisa membuat
Anda malas beraktivitas atau berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan
keluarga sendiri. Padahal, hubungan dan interaksi sosial Anda dengan orang
sekitar tetap penting untuk selalu dijaga.
4. Kurang gerak berdampak pada
kesehatan anda
Jika Anda gemar nonton drama Korea,
jangan lupa untuk istirahat, makan, dan tidur yang cukup. Jangan sampai hal
yang membuat Anda senang ini justru memicu masalah kesehatan dan berdampak
buruk pada kehidupan Anda sehari-hari.
Jika Anda sudah merasa sangat
kecanduan menonton drama Korea hingga mengganggu aktivitas sehari-hari atau
membuat Anda malas beraktivitas, jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog atau
psikiater untuk menemukan solusinya.
Sumber: Ayobandung.com
0 comments:
Post a Comment